Sabtu, 10 Mei 2014

Apa yang orang-orang sebut.

Entah bagaimana caranya, yang aku ingat tanpa sengaja mataku menatap matamu sore itu. Semalaman aku berpikir apa aku jatuh cinta kepadamu. Apa semudah itu hati dijatuhi. Satu pandangan saja dan dadaku berdetak tak tertata. Dua hari kemudian kita bertemu lagi, tapi aku sengaja diam. Bukan karena tidak merasa rindu. Jika saja bisa ingin kupeluk dan ku kecup mesra keningmu saat bertemu. Namun kita belum apa-apa. Kita bahkan tak begitu banyak tegur sapa.
 
Mungkin benar begini; apa yang terasa di hati adalah hal-hal yang ditatap mata, dan ia merekamnya hingga terserap di dada. Lalu orang-orang menyebutnya cinta. Hal yang sama seperti yang kita rasa.
 
Tak bermaksud terlalu cepat menyimpulkan. Namun keyakinan seolah sudah terkumpulkan. Yang datang ini dia yang orang sebut cinta. Yang merekat ini sesuatu yang mereka sebut rindu. Di dadaku kini ia tumbuh merimbun dan semakin menimbun embun-embun yang mendinginkan. Berserta doa-doa yang menginginkan. Dan aku mulai percaya, bahwa kau yang hadir bukan rasa yang sia-sia. Biarlah ku jaga bersama malam-malam yang sunyi, juga dalam siang-siang bernyanyi.
 
Tak ada yang bisa menerka kapan cinta memilih untuk memulih, tapi bukankah saat ia terasa kita selalu punya alasan untuk menjaga. Aku mengerti diammu pun selalu menyimpan arti. Aku juga pahami bila tiba saatnya aku tak akan gentar menyatakan hati. Kepadamu ku serahkan percaya. Meski ku tahu berisiko luka. Seperti apa yang orang-orang sebut.


-- C.Rahman (@caulrahmann)

Rabu, 09 April 2014

Bu.

Aku tak akan pernah bisa sekuat ini tanpa kau mengajarkan aku untuk tetap bertahan, bahkan saat aku masih  berbentuk daging mentah. Kau selalu memujakan doa-doa agar aku kuat. Agar aku tetap bisa melalui masa-masa dalam rahimmu. Setiap detik, menit, berganti kau selalu hati-hati menjaga aku agar bisa lahir ke bumi tanpa satu hal pun yang kurang. Kau jaga hatimu, kau jaga tangismu, kau jaga aku agar semuanya baik-baik saja. Kau selalu membisikan kata-kata sayangmu kepadaku. Bahasa yang mungkin hanya kita yang mengerti waktu itu. Kasih sayang yang tak pernah henti kau nyanyikan sepanjang aku masih menyatu di tubuhmu.

Kau bahkan tak peduli saat tubuhmu terlihat buncit dan gendut. Bagimu, kesehatanku dalam perutmu adalah hal yang tak bisa kau urutkan dengan apa pun. Aku adalah hal yang selalu kau jadikan urutan pertama. Semakin hari aku semakin tumbuh. Karena kasih sayangmu yang selalu utuh. Dari sebongkah daging, aku mulai tumbuh menjadi janin yang nakal. Menendang dan bergerak dalam perutmu. Tapi kau tetap saja tersenyum, menjaga aku agar tetap kuat. Agar aku bisa bertahan dan hadir ke bumi.

Pada harinya tiba, kau masih bisa tersenyum. Meski harus menahan sakit untuk memisahkan aku dari dalam rahimmu. Karena sudah waktunya aku hadir ke bumi. Kau menahan perihnya. Kau menahan pedihnya. Dan sekali lagi, masih bisa mendoakan aku agar aku kuat untuk bertahan. Tanpa kau pedulikan kau sedang mempertaruhkaan nyawamu. Kau tak peduli apa yang akan terjadi pada dirimu, yang kau inginkan, aku hadir dengan tangisku yang selalu kau doa-doakan.

Tapi aku bukan anak yang baik untukmu. Aku mulai menyusahkanmu sejak detik pertama lahir ke bumi. Dengan tangis yang membuat repot. Tak lama kemudian, kau akan disibukkan dengan mengurusi aku yang semakin merepotkanmu. Memandikanku. Memberiku makan. Menyusui. Dan begadang untuk menjagaku. Agar aku bisa tidur pulas. Agar aku tak digigit nyamuk. Kau melakukannya dengan sepenuh hati. Tanpa pernah berpikir apa aku akan membalas semua itu kelak.

Aku mulai tumbuh dan terus tumbuh. Cintamu yang utuh membuatku bisa menjadi anak yang memiliki segalanya. Aku bisa berjalan, berlari, bahkan tak jarang aku mulai telat pulang ke rumah. Aku keasyikan bermain dengan dunia yang ku dapat kemudian. Aku kadang melupakanmu, dunia yang menemaniku bahkan sebelum aku menemukan dunia ini.
Saat remaja, aku jatuh cinta pada perempuan lain. Perempuan yang akhirnya membuat hatiku berantakan. Perempuan yang ternyata tak pernah menguatkan. Dan bodohnya aku malah membiarkan air mata lelaki yang sedari dulu kau ajarkan tegar untuk terbuang sia-sia.

Bu, aku rindu pelukan perempuan sepertimu. Pelukan yang selalu menghangatkan. Pelukan tanpa alasan. Pelukan yang membuatku mengerti bahwa aku lelaki yang dicintai. Aku merindukan semua hal yang selalu kau hadirkan tanpa bayaran. Kasih yang begitu putih. Sayang yang bisa membuatku melayang. Dan cinta yang nyata.

Kau perempuan yang memungut sedihku karena dicampakkan. Kau perempuan yang menopangku untuk kembali berdiri karena dikhianati. Kau perempuan yang selalu mengajarkan aku tersenyum, saat kenyataan hatiku tak lagi baik untuk menerima kenyataan. Kau selalu mengajarkan aku untuk menjadi yang terbaik, meski yang kupersembahkan padamu tak selalu yang terbaik.

Tulisan ini mungkin tak berarti apa-apa. Cintamu terlalu panjang untuk kutuliskan hanya dengan beberapa paragraf di sini. Aku menuliskan ini, agar aku selalu ingat. Aku memilikimu yang kadang tanpa sengaja terlupakan. Terlalu banyak bahagia darimu, yang kubalas dengan kecewa.

Bu, aku mencintaimu lebih panjang dari tulisan ini. Aku ingin menjadi anak yang kelak bisa membuat bangga melahirkanku. Menjadi anak yang kuat seperti doa yang selalu kau pintakan. Terimakasih atas segalanya, bu, atas cinta yang tak pernah ada taranya.

Lelaki yang jatuh hati

Banyak yang tak percaya kalau aku benar-benar memiliki rasa padamu. Kata mereka, kamu hanya penasaran. Aku tak ingin membantah apa yang mereka katakan tentang apa yang aku rasakan. Toh yang tahu apa yang ada di dalam hatiku, hanyalah aku. Kalau tak benar-benar cinta, tak mungkinkan aku menunggumu selama ini?

Sudah hampir setahun aku tetap saja menjadikanmu perempuan nomor satu di hatiku. Perempuan yang tak pernah ku jauhkan dari hatiku. Meski aku tak selalu mendekatkan ragaku padamu. Sesekali aku pun merasa lelah saat harus bertahan untuk tetap mencintaimu. Sedangkan kau hanya terlihat biasa saja. Kau bahkan terlihat tak peduli dengan apa yang aku rasa. kau juga tak terlalu memperhatikan aku. Begitulah kelihatannya. Mungkin itu juga yang dikatakan teman-temanku, aku belum bisa mendapatkan hatimu. Aku hanya penasaran atas apa yang aku dapatkan darimu; atas perlakuanmu.

Jujur saja, aku tak pernah peduli apapun kata orang tentangku kepadamu. Begitu juga sebaliknya. Aku hanya lelaki yang jatuh hati kepadamu. Berharap suatu hari kau mengerti, bahwa lelaki yang jatuh hati ini sudah menunggumu untuk sekian lama. Lelaki ini sudah mencoba untuk mencintaimu sepenuh hatinya. Jika ada istilah pembuktian. Inilah yang aku lakukan untukmu.

Andai pun di ujung tahun penantianku kau tetap menjadi hati yang dingin. Kau tetap membiarkan aku yang mencintaimu tanpa pernah perduli dan membalas cinta. Aku akan bersungguh-sungguh, aku tak akan apa-apa. Meski aku sudah menduga rasanya akan begitu menyesakan dada. Tapi percayalah, aku tak akan menunggumu selama ini jika aku tak benar-benar cinta. Jika pun aku harus menerima pahitnya dari apa yang aku tunggu. Aku akan tetap bahagia. Setidaknya aku telah membuktikan padamu, ada lelaki yang bisa menungguimu selama itu. Lelaki yang jatuh hatinya. Lelaki yang jatuh cintanya kepadamu.

Aku hanya lelaki yang jatuh hati. Lelaki yang akan menunggumu untuk menerima hatiku. Bukan lelaki yang akan memaksamu untuk mencintaiku. Bukan lelaki yang penasaran atas pengabaianmu. Aku lelaki yang jatuh hati dengan sebenarnya.

Satu hal yang harus kau tahu; lelaki yang jatuh cinta, mencintai perempuan yang benar-benar ia cintai dengan caranya sendiri. Cara yang mungkin saja tak akan dimiliki lelaki lain. Karena saat jatuh cinta, lelaki akan membuatmu istimewa di matanya.


-- C.Rahman (@caulrahmann)

Minggu, 16 Maret 2014

Maret

Kau ingat? Ini Maret yang dulu pernah kita punya. Katamu, cinta itu lebih romantis di bulan ini. Hampir setiap saat kau katakan padaku, ‘ aku sayang kamu.’ . Aku bahagia. Sungguh, ini melebihi bahagia segala waktu yang pernah ada. Aku bisa merasakan segala getar yang kau hadirkan di dadaku. Saat kau jauh saja, misalnya. Aku hampir kehilangan warasku. Setiap detik ingatanku tertawan oleh namamu. Setiap saat rinduku memburu di mana raut wajahmu. Aku bagai orang gila yang mencari jalan pulang ke rumah ibunya. Aku bagaikan orang asing di negeri entah berantah. Mataku mencari sudut-sudut di mana kau bersembunyi. Ini Maret kita sayang, ucapmu menutup mataku. Dan kau tahu? Satu hal yang akhirnya membuatku merasa tak bisa lupa; tatap matamu di kala senja itu.

Setahun sudah berlalu, kenangan itu masih saja pulang. Membawa apa-apa yang telah kau buang. Sudah lelah aku berlari sejauh ini. Menghindari Maret. Dan kini ia datang lagi membawa semua yang pernah kau hadirkan dengan cinta, meski kini datang dengan lembaran siksa. Di dadaku ia mengiris seolah penuh dendam. Apa yang salah denganku selama ini? Aku telah berlari sejauh ini. Tapi Maret selalu datang memburuku. Kini ia menemukanku di hari-harinya. Sekejap saja ia menusuk dadaku hingga tertulang. Sakit!

Di Maret ini, ada ingatan yang terus ku hapus. Meski cinta itu tak pernah tandus. Selalu menumbuhkan benih-benih duka. Di dadaku ia bersemayam. Didadaku ia menjatuhkan apa-apa yang tak bisa lagi utuh. Bahkan saat aku menghindar darinya, ia masih saja bisa menemukanku. Menemukan aku dengan mata yang tak bisa menutupi bahwa masih ada cinta. Mata yang selama ini kubawa pergi, agar hati tak mati. Mata yang selama ini ku ajak berlari, agar hujan tak lagi membasahi pipi. Tapi ternyata Maret akan selalu tiba, entah
sampai kapan ia akan terus memburuku yang membawa pergi cinta.

Aku mungkin bisa membawa tubuh ini pergi menjauh. Meninggalkanmu. Belajar melupakanmu. Sekuat tenaga akan kucoba. Meski selalu saja ada yang membuatku tak berdaya. Karena sejauh apapun pergi, tak pernah menjamin kau tak akan lagi ditemui. Seperti hari ini, Maret ini menemuiku lagi, lengkap dengan bayanganmu setahun lalu. Lengkap dengan gema suara manjamu sejernih dulu. Dan lengkap jualah luka yang kembali mengalir di dadaku.


-- C.Rahman (@caulrahmann)

Sabtu, 15 Maret 2014

Pukul empat sore

Berulang kali kau menghadapkan wajahmu di mataku. Masih saja memperdengarkan suaramu di telingaku. Masih saja begitu tanpa pernah kau sadari aku berusaha membelah sepi. Ada beberapa kalimat yang ku redam, agar tak melompat dari bibirku. Ada setumpuk getar yang ku pendam agar tak merusuh di dada.

Aku masih bisa menemuimu setiap pukul empat sore. Meski sejak pukul tujuh pagi aku harus memilih wajah yang pas untuk menghadapimu. Aku memilah mana raut yang cocok untuk menatap matamu. Agar apa yang kusembunyikan tetaplah tersembunyi. Sesuatu yang kubiarkan membatu. Tanya yang untuk kesekian kalinya tetap tak bisa kujelaskan jawabnya.

Bagaimana mungkin aku menjelaskan kepadamu. Aku yang mengatakan pada dunia bahwa tak ada lagi harapan yang ku tanamkan atas namamu. Tapi pada kenyataan yang lain, ia tetap tumbuh di dadaku. Menjalar ke urat jantungku. Menusuk. Memedihkan.

Namun, demi nyamanya kamu dengan dunia kita. Agar kamu tetap bersedia bertemu denganku pukul empat sore. Aku membiarkan dadaku remuk di dalamnya. Aku hanya memikirkan bagaimana caranya agar raut wajah yang kubawa adalah wajah yang tetap kau suka. Meski aku tahu, lama-lama rindu pun tak akan bisa ku simpan selalu. Mungkin benar, beberapa hal yang terasa memang harus tetap menjadi rahasia.


--- C.Rahman (@caulrahmann)

Sabtu, 08 Maret 2014

Aku telah memilihmu

Aku tau banyak di luar sana hati yang mungkin bisa saja menjadi penopang saat aku jatuh. Hati yang juga mungkin bersedia menemani sepiku. Yang bersedia bermalam larut bersamaku. Yang bersedia berbagi segala yang ia punya padaku. Tapi aku telah memilihmu.

Aku memilihmu atas apa saja resiko yang akan ku hadapi nanti. Aku memilihmu karena aku percaya. Rasa tak pernah salah dalam mengeja. Meski ia tak selalu benar dalam memperhitungkan luka. Tak apa. Bagiku memilihmu selalu mampu memulihkan. Kau obat atas segala nyeri di sudut hati, walau kadang, tak jarang kau juga sebab rindu memagut sepi.

Aku memilihmu atas segala rasa di dada. Mengabaikan segala kalimat manusia yang melemahkanku. Aku memilih buta. Aku memilih tuli. Aku memilih tak peduli pada ejaan manusia yang hanya ingin aku tanpa kamu.

Memilihmu adalah hal yang ingin ku kenang sebagai keputusan terbaik. Meski nanti yang aku dapat tak selalu hal-hal yang baik. Tak apa. Memilihmu akan selalu menyenangkan.

Meski juga menggenangkan. Bila akhirnya apa yang aku pilih tak juga membuat pulih. Dan aku akan tetap tersenyum meski perih. Setidak aku bahagia, pernah mencintaimu, dan pernah memilihmu. Meski tak memulihkanku.


-- C.Rahman (@caulrahmann)

Minggu, 02 Maret 2014

Kita baru memulai

Jika memang tak ada rasa dan tak berniat menyakiti, kenapa harus pergi?!
Bukankah seharusnya kita biasa saja. Tetap menghirup udara yang sama, tetap berjalan dibawah langit yang sama, meski tak lagi saling menggandeng, meski tak lagi saling bercerita soal hati. Tapi kita masih bisa saling berbagi banyak hal. Kenapa kau memilih untuk tidak memilihku, misalnya. Kenapa akhirnya kau berniat menjauh? Kenapa akhirnya kau mengira aku lelaki yang tak serius.

Mari kita bicarakan baik-baik. Pelan-pelan saja. Karena aku hanya manusia biasa, tak semua hal bisa ku mengerti hanya dengan kode-kode yang kau berikan. Ada baiknya kita saling membuka pikiran, bicarakan apa maumu, agar kau tak pergi dan berlalu begitu saja. Tanpa kau tahu, pergimu membawa sesuatu yang tertanam di dadaku. Sesuatu yang belum ku paham apa namanya. Tapi yang terasa hanya sesak di dada, saat ku tahu, kabarnya kau akan pergi menjauhiku, pergi meninggalkan hal yang baru saja ingin kubesarkan. Sesuatu yang tumbuh di dada dan kuniati untuk kujaga.

Tenangkan pikiranmu. Jujur saja, aku tak bermaksud merayumu. Apalagi untuk membuatmu merasa terpaksa untuk memahamiku. Tapi kita baru saja mulai, kenapa kau berniat pergi dan
menjauhiku. Kenapa kau malah ingin menanggalkan apa-apa yang baru saja tersemat di dadaku. Aku sudah berniat memastikan hati, dan seharusnya kau tak membiarkannya mati membusuk setelah kau pergi.

Jika kau berkenan, duduklah sejenak di sampingku. Beri aku waktu membiasakan diri untuk memenuhi inginmu. Jangan cepat-cepat pergi, karena aku bukan penjahat yang akan menyakitimu. Meski bukan manusia terbaik, tapi salahkah bila aku bermaksud baik untuk menseriusimu. Untuk memahamimu lebih lama lagi. Kita baru memulai, baru sejenak bersama. Jangan biarkan ini hanya menjadi kenangan yang akhirnya hanya menjadi kenangan sia-sia. Sabarkan dadamu, tenangkan egomu. Jika aku yang salah, katakanlah agar aku berubah. Kita masih akan tetap bisa baik-baik saja. Aku percaya, kamu mengerti maksudku.


-- C.Rahman (@caulrahmann)

Sabtu, 22 Februari 2014

Sewajarnya

Mencintaimu adalah perihal menerima risiko. Apapun itu. Aku paham betul bagaimana hati bekerja. Cinta akan selalu tumbuh seiring waktu. Bisa menjadi baik, bisa juga berbalik dari apa yang pertama terasa. Begitulah sewajarnya. Dan aku hanya ingin mencintaimu dengan wajar. Sebagai manusia yang mencintai manusia yang membuatnya jatuh hati. Tak ada yang ingin kulakukan berlebihan, karena memang yang berlebihan tak baik.

Aku ingin merindukanmu sewajarnya. Memberi perhatian sekedarnya. Tapi satu hal yang selalu aku lakukan adalah menjaga hatimu seutuhnya. Aku tak pernah berpaling darimu. Aku tak pernah membelanjakan hatiku pada senyuman yang lain. Meski, sebagai manusia sewajarnya merasa senang melihat yang indah. Namun, aku tahu, aku memiliki keindahan yang sudah terlalu indah untukku. Yakni, kamu.

Maaf jika perhatian yang kuberikan sekedarnya membuatmu merasa tak cukup. Aku tahu saat kau mulai jatuh hati kepada yang lain. Aku tahu saat kau mulai mencari perhatian pada cinta yang lain. Semua yang kau lakukan selalu aku perhatikan, meski tak semuanya aku katakan padamu. Apa saja yang kau lakukan dengan duniamu, aku selalu tahu. Namun, sekali lagi aku katakan padamu, aku ingin mencintaimu sewajarnya. Maaf, jika aku tak marah saat aku tahu kau mulai bermain hati dengan yang lain. Maaf, jika aku memilih diam dari pada bertengkar hanya untuk memaksamu berbicara tentang dia. Aku sudah tahu segalanya.

Dan suatu hari kau akan tahu, aku manusia yang selalu siap menunggumu pulang dari rasa sakit yang kau dapatkan. Aku akan selalu siap menyediakan bahuku, hanya untuk membuatmu kembali pulih. Meski, mungkin saja kau akan melakukan kesalahan yang sama. Tak mengapa, karena aku hanya ingin mencintaimu sewajarnya, meski kadang aku merasa lukanya tak wajar untuk kurasakan.


-- C.Rahman (@caulrahmann)

Sabtu, 08 Februari 2014

Tak usah tergesa-gesa

Pelan-pelan saja. Kita memang tak harus memaksakan segalanya terjadi langsung sempurna. Karena cinta bukanlah hal yang bisa datang dengan instan. Meski bisa saja ia datang dengan tiba-tiba, dengan kampretnya mengacak-acak apa-apa yang terkeping selama ini di dadaku. Sesuatu yang sudah lama tak pernah termiliki, dan kubiarkan suri tersudut dalam kenangan yang juga kadang tak sopan. Seenaknya lalulalang di rumah yang bukan tempatnya lagi. Ya, begitulah dia. Tapi kali ini, aku tak ingin membahas kenangan, sama seperti aku sudah tak ingin merasakan sakitnya dipermainkannya. Meski ketidakinginanku tak pernah dihiraukannya, kenang tetap saja terkenang, dengan segala kurang ajarnya, dengan segala baiknya juga.

Kali ini aku ingin membahas tentang sesuatu yang sebaiknya kusebut kita. Meski kau belum setuju, tak ada salahnya aku berdoa, semoga kau juga sepakat, bahwa kita memang akan ada, seharusnya sudah ada. Tapi memang beberapa hal di dunia ini harus tertunda. Tak mengapa, biar saja semua berjalan pelan-pelan. Lambat pun asal kau juga sepakat untuk menjadikan kita sepaket, aku akan mengikutimu. Bukankah memang sudah sebaiknya begitu, saling menggandeng meski jalan harus pelan. Karena apa-apa yang dikejar berlari dan terburu-buru tak pernah menjadi jaminan bahwa itu yang terbaik.

Kepada kamu, bersedialah kiranya menulis seinci demi -dua-tiga- inci kebahagiaan yang akan kita lalui. Mungkin juga beberapa keping halangan yang tak bisa kupastikan untuk menghindar. Kita melalui hidup, kau juga tahu hidup tak selalu ramah. Tapi begini, bila kau mau percaya, segalanya akan terasa lebih mudah jika kita hadapi bersama. Kenapa aku tak hanya membayangkan bahagia? karena aku ingin memilikimu dengan cinta yang juga berlogika, agar kau paham aku lelaki yang tak ingin mencintaimu dengan ribuan bualan saja.

Ku katakan padamu, tak usah tergesa-gesa, aku juga tak ingin kau meyakini apa yang belum seharusnya kau amini. Biarlah semuanya berjalan seperti air gunung yang mengalir ke laut, pelan-pelan menguap menjadi awan, dan akhirnya jatuh kembali penuh suka cita di atas gunung. Karena semuanya sudah ada suratnya. Yang pergi menjauh pun akan pulang juga pada akhirnya. Lakukan pelan-pelan saja, akan kucintai kau lama-lama.


-- C.Rahman (@caulrahmann)

Sabtu, 01 Februari 2014

Mencintaimu saja

Aku hanya ingin menumpangkan rindu didadamu. Bukan untuk memaksamu memilikinya. Aku hanya ingin menumpang harap di pelukmu. Bukan untuk memaksamu mewujudkannya.
Aku hanya ingin mencintaimu, tanpa pernah memaksamu untuk kembali membalas cinta.

Aku hanya ingin melakukan hal-hal yang tak membuat hatiku menyesal nanti bila aku tak melakukannya.

Kelak. Jika doa-doaku tak pernah dikabulkan Tuhan untuk bersamamu. Aku tak akan pernah menyesal telah memanjatkanya dalam pagi-pagiku yang dingin. Dalam malam-malamku yang
ingin. Dalam rindu-rindu yang lupa, tanpa pernah merasakan peluk yang pasti.

Karena bagiku. Mencintaimu saja adalah hal istimewa. Mencintaimu saja adalah hal yang tak akan pernah mampu dibeli dengan apapun. Oleh apapun. Karena hanya aku yang bisa mencintaimu seperti ini. Seperti puisi ini.

Dengan mencintaimu saja aku sudah bahagia. Apajika bisa memiliki dan berbagi hati denganmu.

C.Rahman (@caulrahmann)

Seperti semula

Kita pernah saling menguatkan, saat aku tertatih, kau selalu menyediakan tanganmu untukku genggam. Kita selalu percaya, bahwa apa saja yang kita yakini akan selalu membuat kita kuat. Selama kita selalu bersama apa saja akan kita hadapi bersama, begitu katamu padaku. Aku yakin, kau adalah manusia yang bisa ku percaya.

Kita pernah saling memperjuangkan. Kau bahkan pernah memarahi orang-orang yang mendekatiku. Katamu, kau cemburu. Aku hanya tersenyum kecil saat itu. Meski tak suka dikekang, tapi aku senang kau cemburui. Aku senang menjadi orang yang kau perjuangakan untuk kau miliki seutuhnya.

Aku bahagia memilikimu. Kalimat yang selalu kukatakan padamu saat musim hujan mengurung kita di sebuah kafe. Kita untuk selamanya, katamu mengecup keningku saat ulang tahunmu. Berbalas terimakasih sayang tak pernah lelah mengecur dari bibir kita. Dan aku suka sesaat setelah itu kau mengecup bibirku. Ah, semuanya seakan menjadi milikku. Tak ada lagi yang aku ragukan atas cinta yang tumbuh.

Hingga pada beberapa detik sebelum aku sadar, ternyata tak semua cinta sanggup berjuang hingga akhir. Kau mengaku lelah. Entah dimana sebabnya. Yang aku dengar, katamu kita sudah tak mungkin melanjutkan ini lagi. Kita sudah berbeda prinsip. Lalu kau memutuskan untuk mengakhiri segalanya. Semudah itu, dan semenyakitkan ini.

Sempat aku menangis sejadi-jadinya. Karena yang kau tak tahu adalah separuh detak dalam dadaku telah ku titip di dadamu. Kau mengambilnya lewat kecupan di musim hujan itu. Tapi aku harus menyadari satu hal; kita mungkin akan bisa selalu sama dalam hal mengatakan perjuangan, tapi tidak untuk menikmati kenangan.

Pada akhirnya tak semua cinta harus berakhir manis, memang. Dan aku harus menikmati sedu-sedan setelah kau pergi. Hingga kini. Hingga saatnya menangis pun akan membuatku lelah. Lalu aku akan jatuh cinta lagi seperti semula. Kepada manusia yang lebih pantas dicintai, seterusnya.


-- C.Rahman (@caulrahmann)

Sabtu, 25 Januari 2014

Ini hanya soal waktu

-------- Tak ada yang tahu kapan hati bisa dengan mudah menerima orang yang baru saat ia patah begitu sendu oleh cinta yang ternyata hanya benalu.

Dan, kau hadir dalam getirku, menghapus segala pupus asa. Kau manusia yang akhirnya mengertikan aku, bahwa selalu ada sembuh setelah jatuh, bahwa selalu ada kuat setelah rehat, bahwa ada kamu setelah dia. Setelah luka. Setelah khianat.

Hadirmu mengubah apa-apa saja yang kuduga tak akan pernah ada. Apa-apa saja yang kini ternyata kita sebut bahagia. Ternyata benar, saat kau dicampakan akan ada pemungut hati yang lebih tulus untuk mengajakmu kembali berdiri. Merentangkan pelukan, mengecupkan rindu, menghangatkan sendu. Di dadaku kini kau menjadi pemenuh segala teduh, tak ada lagi
gersang yang mengeringkan, tak ada lagi lembab yang meneteskan.

Jika pun nanti waktu memang tak bisa kita buat abadi, tapi percayalah; aku tak pernah lagi ingin jatuh hati kepada selain kamu. Karena apa yang telah kau pulihkan, sudah sepantasnya kupilih. Kepada kamu rasa itu tumpah, jika pun
nanti akan patah, kamu jugalah segala resah. Maka, biarlah kita tetap menjadi utuh, agar senyumku selalu tumbuh.

Biarlah dadaku memeluk dadamu.

Karena aku yang jatuh kini jatuh cinta
kepadamu. Karena aku yang patah kini resah tanpamu. Jangan berlari jika saja aku membuat hatimu sepi. Jangan pernah jauh, andai saja aku selalu membuatmu jenuh. Aku hanya ingin
kita belajar pelan-pelan, karena yang lama selalu saja datang sebagai hama. Dekatlah padaku, sesungguhnya percayamu yang membuat aku lepas dari masalalu. Ini hanya soal waktu.

--C.Rahman (@caulrahamann)

Senin, 20 Januari 2014

Ciri-ciri PHP

Di Indonesia sudah biasa kalau denger kata PHP. Eh, bukan PHP Hypertext Preprocessor ye tapi Pemberi Harapan Palsu. PHP sudah menyerang sebagian bahkan hampir semua anak remaja maupun yang dewasa. Banyak dari mereka yang jadi korban PHP dikarenakan terlalu bawa perasaan dan nggak memperhatikan situasi dan keadaan yang sedang terjadi diantara dia dan si pelaku PHP. Maka dari itu di sini, gue hadir sebagai pacar penolong lo. *benerin topeng* *benerin sayap* *terbang*. Yang menjadi korban PHP itu kebanyakan kaum hawa tapi tidak sedikit juga kaum adam yang menjadi korban PHP. Mereka yang sudah
di-PHP-in pasti sangat hati-hati untuk kedua kalinya jika sedang PDKT (lagi) sama yang lain. Kalau mereka nggak berhati-hati berarti mereka itu bodoh polos. Jadi, lo harus berhati-
hati kalau lo sedang PDKT sama seseorang dan lo harus tau tanda-tanda dia bakal serius sama lo atau hanya PHP-in lo doang. Nah, mau tau ciri-ciri orang PHP? *kedipin satu mata* *kelilipan*.
Check it out!

1. Dia Datang dan Pergi Seenaknya.

Dia datang dan pergi seenaknya, itu maksudnya ia datang disaat dia lagi bosan atau nggak ada kerjaan, dan pergi seenaknya tanpa pamitan.

Contoh kasus: Nama si cewek adalah Anggun. Anggun ngerasa sedang dekat
sama si Joko. Nah, tapi si Joko menghubungi Anggun dihari-hari tertentu saja dan Joko nggak pernah kasih tau ke Anggun apa aja kegiatan Joko. Kalaupun si Joko bener-bener
sibuk, seenggaknya kasih tau ke Anggun dulu, misalnya "Eh, aku mau cebok dulu ya." .
Nah, dalam kasus seperti ini, kita jangan terlalu positif, kita juga harus memikirkan hal-hal negatif. Misalnya doi memang datang disaat dia ngerasa bosan saja atau lagi ngerasa sendirian. Tapi ketika doi lagi senang-senang dia nggak pernah ngabarin ke kita. Gitu ...

2. Modus dan Panggilan "Sayang".

Iya, kebanyakan modus juga ciri-ciri orang PHP. Kenapa? Karena doi pengen dapet perhatian sama halnya seperti dapet perhatian dari pacar, maka dari itu dia ngeluarin jurus "modus" dan berkata-kata indah biar dapet respon positif dan mesra dari korbannya.

Contoh kasus: Joko slalu SMS/
BBM/Nelpon si Anggun dengan kata-kata indah bukan romantis. Inget ya, kata-kata indah bukan romantis, beda! Jadi lanjut ke Joko tadi, Joko ingin dapet perhatian khusus dari Anggun jadi Joko panggil Anggun dengan sebutan "sayang" . Iya gitu, secara otomatis si Anggun bakal manggil "sayang" juga karena Anggun memang bener-bener tertarik atau suka sama Joko. Kasus ini gue namain kasus
sayang-sayangan tapi belum jadian. Mending jadian dulu baru sayang-sayangan.

3. Nggak Pernah Nembak dan Mulai
Menjauh.

Ya iyalah nggak pernah nembak, kalau
nembak itu bukan PHP namanya. Nah, buat korban PHP yang cewek, pasti si cowok nggak pernah nembak tapi nggak mau ngejauh sampai pada titik bosen. Jadi, kalau PDKT sama cowok, si cowok nggak pernah nembak selama setahun (eh, setahun kelamaan ya) selama sebulan atau 2 bulan aja. Mending lo tinggalin atau kalau lo cewek hebat dan
nggak gede gengsi, lo tanyain gini.

"Berapa kali sehari lo mandi?" "Hubungan kita ini sebenernya gimana sih?" . Ya, minta kepastian sama itu cowok. Nah, kalau korban PHP-nya
cowok, pasti si cewek mulai ngejauh kalau si cowok udah ada tanda-tanda mau nembak. Lalu, si cewek kembali lagi. Sebenernya si cewek itu cuma butuh perhatian doang, tapi
nggak mau jadian. Ya, si cowok itu malah jadi korban. Yang lebih nyesek itu ketika cowok udah deket banget sama si cewek. Eh, si cewek malah jadian sama cowok lain. *lah kok jadi gini, ini bukan curhat*.

Udah sih, segitu aja dulu yang baru gue tau. Gue pusing, gue belum mandi, gue masih bau dan gue nggak pernah ganteng. *nah, ini baru curhat*.
Kalau ada tambahan lain untuk ciri-ciri orang PHP. Silakan isi kotak komentar di bawah ini.

Terima kasih. @caulrahmann

Sabtu, 18 Januari 2014

Gagal Move On

Yang pernah ngalamin jatuh cinta pasti juga pernah ngalamin yang namanya putus cinta dan berakhir galau, nah proses galau ini ada

yang lebih memilih buat gagal move on dan ada yang milih buat move on ke cinta yang lain, ngomongin soal gagal move on tipe tipe orang begini gak susah susah buat dicari. Move

on itu sendiri artinya bergerak maju, jadi kalau lo bergerak mundur itu artinya move off, yakali…

Buat yang gagal move on itu gak keren kalau lo lampiaskan ke makanan, misalnya lo galau selera makan lo jadi naik, nah lo beli kuaci satu ember buat dicemilin sama kulitnya, abis itu berat badan naik drastis dan akhirnya lo beneran gagal move left,move rigt sama move up,akhirnya bukannya gagal move on tapi lo move uget uget kayak ulet.

Ada saat dimana gue dapet curhatan dari temen cowok gue yang mantannya berhasil di rebut sama orang lain, inggar namanya.

"Ul.. gue lagi galau nih"

"Kenapa broh?"

"Mantan gue udah jadian sama tukang kuaci gara gara gue gak bisa ngupasin kuaci buat dia.."

"Terus?"

"Gue gagal move on nih.."

Kegagalan seseorang dalam masa kemantanan adalah ketika mantan lo jadian sama orang yang lebih baik dari lo, misalnya lo punya cowok dan lo gak bisa ngulek cabe dengan bener akhirnya cowok lo nyari cabe cabean atau misalnya lo punya cewek terus lo gak bisa bikin cewek lo ngertiin kode kode yang dia pengen mungkin lo bisa ditinggalin demi cowok yang lebih peka, misal jadian sama tukang duplikat kunci. Gagal move on bisa aja bukan karna mantan lo bisa jadian sama yang lebih baik dari lo tapi mungkin aja lo punya kenangan atau sesuatu yang bikin lo gak bisa lupain lagi, proses inggar buat move on juga bisa gue deteksi dari tingkah laku dia sehari hari, kalau lo pernah ngerasain mungkin lo bisa dibilang gagal move on.

1. Punya kenangan manis

Proses PDKT itu proses paling menyenangkan sedangkan proses pacaran itu proses bertahan jadi kalau lo gak bisa bikin berkembang ya terbitlah status mantan.

"Bar, gue pinjem flashback lo ya?"

"Flashdisk maksud lo? kok flashback sih ngmgnya?"

"Iya biar kenangan gue selalu keinget karna dulu kenangan gue sama mantan itu copy copyan bokep bareng di flashback.."

"Nggg.."

2. Selalu disangkut pautkan sama mantan.

Gagal move on juga bisa di deteksi kalau temen lo selalu mengkait kaitkan sesuatu hal sama masa lalunya,jadi setiap dia makan, minum,mandi,berak,nonton selalu aja dia kait kaitkan sama masa lalu.

*Minum*

"Mba… gue minumnya susu jahe panas aja yah..,lo mau apa nggar?"

"Gue mau susu gede aja mbak tapi jangan dingin dingin, gasuka aja sikapnya yang dingin.."

"Maksud lo nggar?"

"Sorry ,Gue ke inget sama susunya.."

"Nggg.."

3. Nonton film horror.

Buat yang gagal move on kadang mereka bakalan nonton film yang bisa bikin dia lupain sama hal hal yang bikin dia galau, nah nonton film horror itu obatnya cuma kalau lo bisa sampe galau gara gara nonton film horror mungkin begini penyebabnya.

"Aaaaa" gue teriak pas setan muncul.

"Aaaaa" gue teriak lagi.

"Lo kok diem gitu ga takut nggar?"

"Ga serem bar.."

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA" inggar

kemudian nangis ketakutan dan gue ampe

kaget karna gue gatau apa yang ditakutin.

"Kenapa lo teriak? perasaan gak ada setan muncul"

"Ituu..ituuu ul : ("

" Kenapa nggar?"

"Itu si mas masnya abis ngupasin kuaci buat ceweknya terus pelukan sama ciuman, serem banget ul.. : ("

"Nggg…"

3 Contoh aja yang gue contohin karna buat galau itu banyak hal yang bisa terjadi, jadi buat lo yang gagal move on coba deh gak usah terlalu mikirin mantan toh si mantan gak bakalan mikirin lo karna udah bahagia sama yang lain #eaak.

Segitu saja jangan lupa follow @caulrahmann ; dan tinggalkan komentar supaya makin semangat lagi ngeblognya hehe:D